Selasa, 23 Oktober 2012

Seputar Keindahan Gunung Bromo


Gunung Bromo

Gunung Bromo (dari bahasa Sansekerta/Jawa Kuna: Brahma, salah seorang Dewa Utama Hindu), merupakan gunung berapi yang masih aktif dan paling terkenal sebagai obyek wisata di Jawa Timur. Sebagai sebuah obyek wisata, Gunung Bromo menjadi menarik karena statusnya sebagai gunung berapi yang masih aktif.
Gunung Bromo mempunyai ketinggian 2.392 meter di atas permukaan laut itu berada dalam empat wilayah, yakni Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Kabupaten Malang. Bentuk tubuh Gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi. Gunung Bromo dan dataran tinggi Tengger tidak pernah sepi dari wisatawan baik lokal maupun mancanegara yang setiap hari mengunjungi wilayah ini, terutama mereka yang ingin bisa melihat keindahan matahari terbit dari puncak Bromo ataupun Penanjakan.
Bentuk tubuh Gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi. Gunung Bromo mempunyai sebuah kawah dengan garis tengah ± 800 meter (utara-selatan) dan ± 600 meter (timur-barat). Sedangkan daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari 4 km dari pusat kawah Bromo.


Sehingga imajinasi kita akan merasa berada di suatu planet lain jika berada di tengah gurun pasir tesebut. Pasir yang bercampur debu gunung vulkanik sangat halus dan lengket, berbeda dengan pasir biasa yang kasar tidak berdebu. Kalau kita sering melihat photo-photo di Mars atau Venus bagi begitu juga jika kita berada di tengah batuan cadas gunung Bromo. Di dalam photo masih terlihat pohon-pohon. Pohon-pohon itu masih disekitar Penanjakan, tetapi jika kaki kita sudah berada di Gunung Bromo nyaris hanya hamparan gurun pasir vulkanik dan batu-batu cadas.



Bagi penduduk Bromo, suku Tengger, Gunung Brahma (Bromo) dipercaya sebagai gunung suci. Setahun sekali masyarakat Tengger mengadakan upacara Yadnya Kasada atau Kasodo. Upacara ini bertempat di sebuah pura yang berada di bawah kaki Gunung Bromo utara dan dilanjutkan ke puncak gunung Bromo. Upacara diadakan pada tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15 di bulan Kasodo (kesepuluh) menurut penanggalan Jawa.


Bagi Anda yang ingin menuju ke Gunung Bromo bisa langsung saja ke Surabaya jika menggunakan moda transportasi udara. Dari Bandara Soekarno Hatta kita mendarat di Bandara Juanda, Surabaya. Dari Juanda ada beberapa pilihan untuk mencapai Kabupaten Probolinggo. Jika kita menggunakan bus Bungurasih Surabaya, pilih jurusan Jember atau Banyuwangi, pada saat bus telah sampai Probolinggo kita bisa minta turun kepada kondektur. Hati-hatii terlewati, nanti jika terlewati kita bisa sampai ke Banyuwangi. Untuk menuju Probolinggo kita bisa juga menggunakan kereta api. Melalui  Stasiun Kereta Api Gubeng, Surabaya, kita naik kereta api Mutiara Timur jurusan Surabaya-Banyuwangi dengan membeli tiket menuju Probolinggo. Dari Probolinggo kita bisa naik angkutan umum (angkot) yang menuju ke Kecamatan Ngadisari dengan ongkos sekitar Rp. 25 ribu. Dari sini kita harus sabar karena angkutan menuju ke Bromo memang masih sulit. Di desa Ngadisari karena memang biasa banyak turis baik lokal maupun mancanegara maka kita tidak sulit untuk mendapatkan penginapan. Baik hotel atau hanya sekedar losmen biasa, harganya relatif murah berkisar Rp. 100 ribu sampai Rp. 300 saja.



Sumber : 


1 komentar:

Unknown mengatakan...

Bromo Tanjung Pondok Tani
Dalam rangka Memperkenalkan " Kawasan Tengger-Bromo" dari segala aspek, menginap di pondok tani tanjung-tosari, cukup membayar dng sukarela “tanpa tarif” (khusus untuk rombongan)
@.kamar los + 2 km mandi luar, dapur, teras serba guna, kapst: 8 s/d 16 orang, cukup memasukkan dana "sukarela" ke kotak dana perawatan pondok pertanian.
# untuk informasi hub per sms/tlp: 081249244733 - 085608326673 ( Elie – Sulis ) 081553258296 (Dudick). 0343-571144 (pondok pertanian).
# Informasi di Facebook dengan nama : Bromo Tanjung Pondok Pertanian

Posting Komentar