TUGAS BAHASA
INDONESIA
RESENSI NOVEL
“PERAHU KERTAS”
Nama : Wati
Puspitasari
NPM : 18110465
Kelas
: 3KA06
UNIVERSITAS GUNADARMA
“RESENSI NOVEL PERAHU
KERTAS”
A. Identitas
Novel
Judul Novel :
Perahu
Kertas
Penulis : Dewi Lestari “Dee”
Penerbit : Bentang Pustaka
Tahun Terbit : 2010
Jumlah Halaman : 444
halaman
Tentang
Penulis
Dewi Lestari, yang bernama pena Dee,
lahir di Bandung, 20 Januari 1976. Novel Perahu Kertas ini sudah lebih dulu
dilansir dalam versi digital (WAP) pada April 2008, dan kini diterbitkan atas
kerja sama antara Truedee Books dan Bentang Pustaka. Naskah yang awalnya
ditulis pada 1996 dan sempat ‘mati suri’ selama 11 tahun ini akhirnya ditulis
ulang oleh Dee pada akhir 2007, menjadikan Perahu Kertas sebagai novel
pertamanya yang bergenre populer. Perahu Kertas adalah karya Dee yang keenam
sesudah Supernova: Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh, Supernova: Akar,
Supernova: Petir, Filosofi Kopi, dan Rectooverso.
B. Sinopsis
Novel “Perahu Kertas” – Dewi Lestari (Dee)
Diwarnai
pergelutan idealisme, persahabatan, tawa, tangis, dan cinta, “Perahu Kertas”
tak lain adalah kisah perjalanan hati yang kembali pulang menemukan rumahnya.
Novel ini
mengangkat tema persahabatan empat sekawan , dimana kisah ini dimulai dengan
Keenan, seorang remaja pria yang baru lulus SMA, yang selama enam tahun tinggal
di Amsterdam bersama neneknya. Keenan merupakan sosok yang cerdas
dan memiliki bakat melukis yang sangat
kuat, dan ia tidak punya cita-cita lain selain menjadi pelukis, tapi
perjanjiannya dengan ayahnya memaksa ia meninggalkan Amsterdam dan kembali ke
Indonesia untuk kuliah. Keenan diterima berkuliah di Bandung, di Fakultas
Ekonomi.
Di sisi lain,
ada Kugy, cewek unik cenderung memiliki penampilan
berantakan-eksentrik, namun ia memiliki imaginasi yang tinggi, ia juga akan berkuliah di
universitas yang sama dengan Keenan. Sejak kecil, Kugy menggila-gilai dongeng.
Tak hanya koleksi dan punya taman bacaan, ia juga senang menulis dongeng.
Cita-citanya hanya satu yaitu ingin menjadi juru dongeng. Namun Kugy sadar
bahwa penulis dongeng bukanlah profesi yang meyakinkan dan mudah diterima di lingkungan.
Tak ingin lepas dari dunia menulis, Kugy lantas meneruskan studinya di Fakultas
Sastra.
Kugy dan
Keenan dipertemukan lewat pasangan Eko dan Noni. Eko adalah sepupu Keenan,
sementara Noni adalah sahabat Kugy sejak kecil. Terkecuali Noni, mereka semua
hijrah dari Jakarta, lalu berkuliah di universitas yang sama di Bandung. Mereka
berempat akhirnya bersahabat karib. Lambat laun, Kugy dan Keenan, yang memang
sudah saling mengagumi, mulai mengalami transformasi. Diam-diam, tanpa pernah
berkesempatan untuk mengungkapkan, mereka saling jatuh cinta. Namun kondisi
saat itu serba tidak memungkinkan. Kugy sudah punya kekasih, cowok bernama
Joshua, alias Ojos (panggilan yang dengan semena-mena diciptakan oleh Kugy).
Sementara Keenan saat itu dicomblangkan oleh Noni dan Eko dengan seorang
kurator muda bernama Wanda, sesosok gadis yang senasib dengan keenan.
Keduanya berbakat menjadi pelukis namun kedua orang tua mereka jugalah yang
tidak setuju karena orang tua mereka berpendapat bahwa lukisan tidak bisa
menghasilkan uang untuk hidup. Karena merasa senasib, hubungan keduanya semakin
dekat.
Namun, saat Kugy melihat hal itu, ia seperti cemburu
namun ia juga berusaha untuk menampiknya. Toh, dia juga sudah punya cowok.
Entah apa yang ada dibenak Wanda hingga ia mau melakukan apa saja demi
menunjukkan rasa cintanya pada Keenan. Ia memang berhasil! Ia memang berhasil
membuat Keenan menjadi kekasihnya sekarang. Saat mendengar bahwa Wanda dan
Keenan sudah menjadi sepasang kekasih, Kugy seakan ditombak peluru tepat pada
dadanya. Kugy tak tahu apa yang ia rasakan. Kugy bingung dengan perasaannya
sendiri. Disatu sisi, ia memiliki Ojos kekasihnya, namun disatu sisi ia merasa
ada special feeling buat Keenan. Ojos mulai merasakan perubahan sikap pada
Kugy. Ia merasa Kugy sudah tak peduli lagi padanya. Hingga akhirnya, hubungan
mereka kandas.
Persahabatan
empat sekawan itu mulai merenggang. Kugy lantas menenggelamkan dirinya dalam
kesibukan baru, yakni menjadi guru relawan di sekolah darurat bernama Sakola
Alit. Di sanalah ia bertemu dengan Pilik, muridnya yang paling nakal. Pilik dan
kawan-kawan berhasil ia taklukkan dengan cara menuliskan dongeng tentang kisah
petualangan mereka sendiri, yang diberi judul “Jenderal Pilik dan Pasukan Alit”.
Kugy menulis kisah tentang murid-muridnya itu hampir setiap hari dalam sebuah
buku tulis, yang kelak ia berikan pada Keenan.
Hubungan Keenan
dengan Wanda yang awalnya mulus pun mulai berubah. Wanda
berfikir, Keenan tak sepenuhnya mencintainya hingga mereka berdua menghadapi
konflik besar dan akhirnya mereka kandas juga. Saat dua pasang kekasih itu tak lagi
menjalin cinta. Keenan
disadarkan dengan cara yang mengejutkan bahwa impian yang selama ini ia bangun
harus kandas dalam semalam. Dengan hati hancur, Keenan meninggalkan
kehidupannya di Bandung, dan juga keluarganya di Jakarta. Ia lalu pergi ke
Ubud, tinggal di rumah sahabat ibunya, Pak Wayan.
Masa-masa
bersama keluarga Pak Wayan, yang semuanya merupakan seniman-seniman sohor di
Bali, mulai mengobati luka hati Keenan pelan-pelan. Sosok yang paling
berpengaruh dalam penyembuhannya adalah Luhde Laksmi, keponakan Pak Wayan.
Keenan mulai bisa melukis lagi. Berbekalkan kisah-kisah “Jenderal Pilik dan
Pasukan Alit” yang diberikan Kugy padanya, Keenan menciptakan lukisan serial
yang menjadi terkenal dan diburu para kolektor.
Kugy, yang
juga sangat kehilangan sahabat-sahabatnya dan mulai kesepian di Bandung, menata
ulang hidupnya. Ia lulus kuliah dengan cepat dan langsung bekerja di sebuah
biro iklan di Jakarta sebagai copywriter. Di sana, ia bertemu dengan Remigius,
atasannya sekaligus sahabat abangnya. Kugy meniti karier dengan cara tak
terduga-duga. Pemikirannya yang ajaib dan serba spontan membuat ia menjadi
orang yang diperhitungkan di kantor itu. Namun Remi melihat sesuatu yang lain.
Ia menyukai Kugy bukan hanya karena ide-idenya, tapi juga semangat dan kualitas
unik yang senantiasa terpancar dari Kugy. Dan akhirnya Remi harus mengakui
bahwa ia mulai jatuh hati. Sebaliknya, ketulusan Remi juga akhirnya meluluhkan
hati Kugy.
Sayangnya,
Keenan tidak bisa selamanya tinggal di Bali. Karena kondisi kesehatan ayahnya
yang memburuk, Keenan terpaksa kembali ke Jakarta, menjalankan perusahaan
keluarganya karena tidak punya pilihan lain. Walaupun Keenan
melakukan "long-distance" dengan Luhde dan Kugy tidak bisa selalu
bertemu tiap hari dengan Remi, hubungan cinta mereka baik-baik saja. Mereka
merasa telah menemukan cinta masing-masing. Namun, hal tersebut tak bertahan
lama. Luhde merasa hati Keenan tak sepenuhnya untuk dirinya dan Remi-pun juga
merasa seperti itu. Dan pada akhirnya lukisan dan dongeng itu bersatu serta
hati dan impian mereka bertemu.
Pertemuan antara Kugy dan Keenan tidak terelakkan. Bahkan empat
sekawan ini bertemu lagi. Semuanya dengan kondisi yang sudah berbeda. Dan
kembali, hati mereka diuji. Kisah cinta dan persahabatan selama lima tahun ini
pun berakhir dengan kejutan bagi semuanya. Akhirnya setiap hati hanya bisa
kembali pasrah dalam aliran cinta yang mengalir entah ke mana. Seperti perahu
kertas yang dihanyutkan di parit, di empang, di kali, di sungai, tapi selalu
bermuara di tempat yang sama. Meski kadang pahit, sakit, dan meragu, tapi hati
sesungguhnya selalu tahu.
C. Penilaian
Pribadi
· Komentar Bahasa Pengarang
Bahasa yang digunakan pengarang
adalah bahasa yang ringan sehingga dapat dimengerti oleh pembaca. Banyak bahasa
yang digunakan adalah bahasa sehari-hari sehingga kita seperti ikut terlibat di
dalamnya.
· Unsur
Intrinsik Buku
a. Tema
Tema yang
diambil adalah Persahabatan
b. Alur
Dilihat dari cerita Novel ini ,
termasuk alur maju mundur artinya dalam cerita terjadi flashback ke masa lalu
dan kejadian masa depan.
c. Sudut Pandang (Point of View)
Sudut pandang adalah cara atau
pandangan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar dan
berbagai peristiwa yang membentuk cerita. Dalam Novel Perahu Kertas ini, sudut
pandang yang digunakan adalah orang ketiga tunggal.
d. Penokohan
Penokohan pada novel ini digambarkan
oleh pengarang denagn sangat jelas. Melalui cirri-ciri fisik maupun
penggambaran sifat. Sifat tokoh yang digunakan adalah Protagonis dan
Tritagonis.
e. Gaya Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam novel ini
, adalah gaya bahasa yang mengikuti perkembangan zaman sekarang(modern) dan
sesuai dengan kondisi masyarakat sekarang sehingga novelnya dapat dengan mudah
dimengerti.
f. Kelebihan dan Kekurangan Novel
1. Kelebihan Novel
Novel dari Dewi “dee" Lestari yaitu “Perahu
Kertas” sangat bagus dan menarik. Dimana dalam novel ini mengangkat tema
persahabatan empat sekawan yang easy-reading dan heart-catcing untuk pembaca
dari berbagai lapisan usia. Dikemas dengan bahasa dan pendeskripsian keadaan
yang lugas tetapi penuh syarat akan nilai-nilai serta makna kehidupan. Tidak
hanya bercerita tentang remaja, tetapi bercerita tentang dinamika kehidupan
empat orang remaja serta korelasinya dengan lingkungan internal. Ditambah lagi dengan penggambaran
setting waktu dan tempat yang sangan detail tetapi tidak berlebihan seakan
membuat seolah kita ikut terlibat di dalamnya.
2. Kekurangan Novel
Kekurangan dari novel ini yaitu
cerita akhirnya menurut saya kurang jelas, masih menggantung sehingga
menimbulkan rasa penasaran bagi para pembacanya.
D.
Saran
Semoga ada penulisnya memperbaiki
lagi akhir dari ceritanya dan ada kelanjutan dari
novel ini sehingga rasa
penasaran dari para pembaca itu terbayarkan.
5 komentar:
makasi pengupload data ini :)
nice review :)
Thank's sangat bermanfaat..
good:)
Makasih kaaaaa
Posting Komentar