Remaja adalah mereka yang berusia 13-18 tahun, dimana pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui masa kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa dan berada pada masa transisi.
Banyak sekali sikap-sikap dari remaja yang menarik perhatian kita semua, salah satunya adalah bentuk kenalakan dari mereka seperti tawuran antar pelajar. Miris rasanya mendengar berita tentang aksi kenakalan remaja. Padahal di usia remaja yang harusnya belajar untuk mempersiapkan diri sebagai penerus bangsa malah terlibat kasus tawuran antar sesamannya,
Belakangan kita semua tahu, bahwa terdapat suatu berita yang bisa kita lihat ditelevisi maupun disurat kabar dan internet kasus kenakalan remaja yang menimpa 2 sekolah menengah atas dijakarta yang melakukan aksi tawuran. Sehingga dampak atas kejadian tersebut sekolah meliburkan semua siswa dan siswanya sejenak untuk meredam masalah yang ditimbulkan dari anak didiknya tersebut.
Tentunya masalah kenakalan remaja menjadi perhatian banyak pihak baik pemerintah, aparat hukum, komisi perlindungan anak, pengamat dan orang tua. Banyak faktor yang mempengaruhi seorang anak berubah menjadi anti sosial ke arah kriminal.
Adapun penyebab terjadinya kenakalan remaja :
Perilaku kenakalan remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri (internal) maupun faktor dari luar (eksternal).
Faktor internal:
Faktor internal:
- Krisis identitas
Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.
- Kontrol diri yang lemah
Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku 'nakal'. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.
Faktor eksternal:
Faktor eksternal:
1. Keluarga
Keluarga adalah instansi sosial yang memberikan pendidikan awal terhadap anak-anak. Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenaalan remaja. Banyak orang tua yang masih menggunakan pemikiran konvensional dalam mendidik anak-anak mereka.
Mengapa saya mengatakan demikian? karena pada kenyataannya masih banyak orang tua yang terjebak pada pemikiran lama bahwa "orang tua selalu benar" padahal tidak selamanya cara konvensional ini selalu berhasil dalam mendidik seorang anak,orang tua juga manusia biasa yang tak luput dari salah. Biasanya orang tua yang menggunakan cara lama ini bersikap keras kepala, merasa selalu benar, ingin didengar tapi tak mau mendengar, bersikap tidak adil, bahkan sampai bertindak kasar baik secara lisan atau perbuatan.
Mengapa saya mengatakan demikian? karena pada kenyataannya masih banyak orang tua yang terjebak pada pemikiran lama bahwa "orang tua selalu benar" padahal tidak selamanya cara konvensional ini selalu berhasil dalam mendidik seorang anak,orang tua juga manusia biasa yang tak luput dari salah. Biasanya orang tua yang menggunakan cara lama ini bersikap keras kepala, merasa selalu benar, ingin didengar tapi tak mau mendengar, bersikap tidak adil, bahkan sampai bertindak kasar baik secara lisan atau perbuatan.
Saat seorang anak melakukan kesalahan sering kali orang tua memarahi tanpa pikir panjang. Dan terkadang orang tua tidak memberi kesempatan pada anak untuk membela diri dan mengeluarkan pendapatnya. Mereka beranggapan jika anak membela diri berarti melawan. Padahal ini salah besar, seorang anak berhak untuk membela diri mengeluarkan pendapatnya, namun bukan berarti melawan orang tua.
Praktek-praktek seperti itu yang tanpa sadar justru membentuk karakter seorang anak menjadi tertutup dan yang paling dikhawatirkan adalah menjadi pendendam. Masalah dan kebencian yang terpendam itulah yang memicu seorang anak mencari alternatif lain untuk melampiaskannya. Tidak banyak anak yang memilih jalur positif dalam melampiaskan amarahnya, justru kebanyakan anak melampiaskan amarahnya dengan mencari perhatian orang lain dengan melakukan tindakan anti sosial atau ke arah kriminal dan dikenal sebagai kenakalan remaja.
2. Teman sebaya yang kurang baik
3.Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.
Praktek-praktek seperti itu yang tanpa sadar justru membentuk karakter seorang anak menjadi tertutup dan yang paling dikhawatirkan adalah menjadi pendendam. Masalah dan kebencian yang terpendam itulah yang memicu seorang anak mencari alternatif lain untuk melampiaskannya. Tidak banyak anak yang memilih jalur positif dalam melampiaskan amarahnya, justru kebanyakan anak melampiaskan amarahnya dengan mencari perhatian orang lain dengan melakukan tindakan anti sosial atau ke arah kriminal dan dikenal sebagai kenakalan remaja.
2. Teman sebaya yang kurang baik
3.Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.
- Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
- Adanya motivasi dari keluarga ,guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama.
- Kemauan orangtua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja. Seharusnya orang tua seharusnya tidak menutup diri dalam pemikiran konvensional terus , mereka harus belajar cara-cara pendekatan yang baik kepada anak sesuai dengan perubahan zaman. Dan untuk seorang anak yang mungkin mengalami hal tersebut, cobalah untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan mencari jalur positif sebagai pelampiasan misalnya ikut kegiatan ekstrakurikuler. Selain bermanfaat juga bisa mengalihkan permasalahan yang tengah dihadapi.
- Komunikasi yang baik harus terjalin antara orang tua dan anak, tidak harus menggunakan jalur kekerasan dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Kekerasan hanya akan menambah masalah bukan menyelesaikan.
- Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
- Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.
Sumber :
www.google.com (sumber gambar) ditambah dengan pengaplikasiaan dari diri sendiri
0 komentar:
Posting Komentar