TUGAS
BAHASA
INDONESIA 2
“Laporan Penelitian Ilmiah - Laporan Penelitian tentang lumut”
Nama : Wati
Puspitasari
Npm : 18110465
Kelas
:
3KA06
UNIVERSITAS
GUNADARMA
Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan
kehadirat Allah SWT yang telah berkenan memberikan petunjuk dan kekuatan kepada
saya sehingga laporan penelitian yang berjudul “Laporan Penelitian tentang lumut” ini dapat terselesaikan.
Proposal ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu
tentang apa itu lumut , yang saya sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai
sumber. Proposal ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu
yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh
kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya proposal ini dapat
terselesaikan..
Saya menyadari bahwa makalah
ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu kritik serta saran yang
membangun sangat saya harapkan.
Akhir kata, saya ucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang ikut berpartisipasi dalam pembuatan laporan
ini, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang baik bagi penulis
khususnya dan para pembaca pada umumnya.
17 Juni 2013
Penyusun
(Wati Puspitasari)
Daftar Isi
Kata
Pengantar……………………………………………………………………………………………….2
Daftar
Isi………………………………………………………………………………………………………...3
Bab
I Pendahuluan………………………………………………………………………………………….4
1.1 Latar
Belakang Masalah
1.2 Rumusan
Masalah
1.3 Tujuan
Penelitian
1.4 Manfaat
Penelitian
1.5 Metode
Penulisan
1.6 Sistematika
Penulisan
Bab
II……………………………………………………………………………………………………………..6
2.1 Landsan
Teori
2.2 Rumusan
Hipotesis
Bab
III…………………………………………………………………………………………………………….8
3.1 Deskripsi
Data
3.2 Pembahasan
Bab
IV…………………………………………………………………………………………………………….11
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………………………….14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Lumut merupakan tumbuhan darat
sejati, walaupun masih menyukai tempat yang lembab dan basah. Lumut yang hidup
di air jarang kita jumpai, kecuali lumut gambut (sphagnum sp.). Pada lumut,
akar yang sebenarnya tidak ada, tumbuhan ini melekata dengan perantaraan
Rhizoid (akar semu), olehkaren aitu tumbuhan lumut merupakan bentuk peralihan
antara tumbuhan ber-Talus (Talofita) dengan tumbuhan ber-Kormus
(Kormofita).Lumut mempunyai klorofil sehingga sifatnya autotrof. Lumut tumbuh
di berbagai tempat, yang hidup pada daun-daun disebut sebagai epifil.
Lumut merupakan tumbuhan kecil,
lembut. Mereka tidak mempunyai bunga atau biji, dan daun-daun yang sederhananya
menutupi batang liat yang tipis. Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan pelopor,
yang tumbuh di suatu tempat sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh. Ini terjadi
karena tumbuhan lumut berukuran kecil tetapi membentuk koloni yang dapat
menjangkau area yang luas. Jaringan tumbuhan yang mati menjadi sumber hara bagi
tumbuhan lumut lain dan tumbuhan yang lainnya.Klasifikasi tradisional
menggabungkan pula lumut hati ke dalam Bryophyta.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Penulis membatasi laporan ini seputar :
a.
Tumbuhan Lumut.
b.
Perkembangan dan pertumbuhan lumut.
c.
Pengaruh pemberian cahaya pada tumbuhan lumut.
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan laporan
ini , antara lain :
a.
Untuk membuktikan perbedaan kecepatan pertumbuhan
tumbuhan lumut.
b.
Untuk menambah wawasan pengetahuan tentang
makhluk hidup.
c.
Untuk mengetahui dan lebih mengenal tentang
tumbuhan lumut.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Manfaat dari penulisan laporan ini adalah :
a.
Dapat menentukan habitat tumbuhan lumut.
b.
Dapat mendeskripsikan proses pertumbuhan tanaman
lumut.
c.
Dapat menganalisis masalah yang terjadi
pada proses pertumbuhan.
d.
Dapat memahami keanekaragaman hayati.
e.
Dapat mengembangkan potensi usaha dari kerajinan
tumbuhan lumut.
1.5 METODE PENULISAN
Dalam pembuatan laporan ini dilakukan dengan cara
:
a.
Metode observasi.
b.
Membaca beberapa buku di perpustakaan sekolah.
c.
Mengumpulkan data dari internet.
1.6 SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk memudahkan para pembaca penulis menyusun
laporan ilmiah ini dalam beberapa bab yaitu :
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
1.2 RUMUSAN
MASALAH
1.3 TUJUAN
PENELITIAN
1.4 MANFAAT
PENELITIAN
1.5 METODE
PENULISAN
1.6 SISTEMATIKA
PENULISAN
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
LANDASAN TEORI
2.2
RUMUSAN HIPOTESIS
BAB III DATA DAN PEMBAHASAN
3.1
DESKRIPSI DATA
3.2
PEMBAHASAN
BAB IV KESIMPULAN
4.1
KESIMPULAN
4.2
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 LANDASAN TEORI
Berdasarkan teori yang ada,
beberapa jenis lumut memiliki ruang lingkup kehidupan yang luas, namun beberapa
hanya berada pada habitat khusus. Secara umum lumut tidak dapat tumbuh pada
habitat kering, kebanyakan hidup pada tempat yang kelembabannya tinggi, dan
teduh. Jika dikaji secara keseluruhan, dapat dikatakan bahwa kebanyakan lumut
memiliki range ekologi yang agak sempit dan terbatas sehingga
tumbuhan lumut mempunyai nilai penting yang cukup besar sebagai indikator
habitat tertentu. Faktor biotik yang mempengaruhi kehidupan tumbuhan lumut
adalah menyangkut masalah kompetisi diantara tumbuhan lumut itu sendiri, baik
untuk mendapatkan makanan maupun untuk tempat hidupnya. Sedangkan faktor
abiotiknya meliputi :
a. Faktor
cahaya, Umumnya tumbuhan normal membutuhkan 500 – 1300 lux
intensitas cahaya. (yang akan menjadi bahan
percobaan dengan menggunakan
sinar matahari).
b. Faktor
temperature
c. Faktor
Air, Intensitas penghisapan air tergantung pada kandungan air tiap –
tiap
tumbuhan. Adaptasi tumbuhan lumut dalam pengambilan air :
tumbuhan. Adaptasi tumbuhan lumut dalam pengambilan air :
·
Endohydric species,
air yang diambil berasal dari substrat dan kemudian dihantarkan secara internal
ke organ daun atau permukaan evaporasi lainnya (sifat permukaan dari tumbuhan
adalah water rapellent/penolak). Umumnya hidup pada substrat yang
kaya nutrien, tempat basah, dan poreus (berpori). Contoh : Polytricaceae,
Mniaceae,Marchantiaceae, dsb.
·
Ektohydric species,
Air mudah diabsorbsi dan hilang melalui segala permukaan tubuh. Sifat
karakteristiknya adalah semua bagian tubuhnya dapat menghisap dan menyimpan air
dari udara. Contoh : Grimiaceae, Orthitricaceae, lumut hati berdaun, dsb.
d. Faktor
angin
e. Faktor
edafik, meliputi tanah, humus, dan batuan. Karena lumut hidup umumnya
di atas batuan dan tanah yang berhumus, jadi lumut dikatakan bersifat saprofit.
di atas batuan dan tanah yang berhumus, jadi lumut dikatakan bersifat saprofit.
2.2 RUMUSAN HIPOTESIS
Keberadaan tumbuhan lumut
disuatu tempat selalu dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Faktor lingkungan
tersebut meliputi faktor biotik dan abiotik. Tumbuhan lumut jarang ditemukan
yang bersifat individu, melainkan hidup berkelompok dan mempunyai bentuk –
bentuk kehidupan khusus. Tumbuhan lumut biasanya tumbuh ditempat yang lembab
dan berair meskipun begitu lumut juga masih membutuhkan suplai sinar matahari
yang cukup, akan tetapi tumbuhan lumut kurang bisa hidup didaerah yang panas
dan gersang ditambah lagi mendapat sinar matahari secara langsung, hal ini
menyebabkan tumbuhan lumut banyak dijumpai di pinggiran sungai, selokan, maupun
pada saluran pembuangan.
BAB III
DATA DAN PEMBAHASAN
3.1 DESKRIPSI DATA
Penelitian ini berlangsung
selama 21 hari, dimulai dari tanggal 1 Juni 2013 hingga tanggal 21 Juni 2013.
Dalam kurun waktu tersebut telah terjadi berbagai proses pertumbuhan yang
berkaitan dengan penelitian ini dan kami pun berhasil mengumpulkan data
tersebut dan mengolahnya menjadi suatu laporan ilmiah.
Adapun data yang terkumpul
selama penelitian terhadap proses pertumbuhan lumut, adalah sebagai berikut.
Dalam bentuk tabel :
NO
|
HARI KE
|
LUAS LUMUT YANG TUMBUH PADA
KAYU DI EMBER
|
KETERANGAN
|
|
EMBER A
|
EMBER B
|
|||
1
|
3
|
5 Cm2
|
0 Cm2
|
Air berubah menjadi keruh
|
2
|
6
|
19 Cm2
|
6,1 Cm2
|
Kedua ember mulai ditumbuhi lumut
|
3
|
9
|
42,3 Cm2
|
14 Cm2
|
Pada ember A air berubah warna menjadi hijau pekat
|
4
|
12
|
98,8 Cm2
|
35,6 Cm2
|
Pertumbuhan lumut yang sangat cepat terjadi pada ember A
|
5
|
15
|
137 Cm2
|
33,2 Cm2
|
Pada ember B kayu menjadi keropos
|
6
|
18
|
150 Cm2
|
42,8 Cm2
|
Pada ember A lumut menutupi seluruh permukaan kayu
|
7
|
21
|
150 Cm2
|
62 Cm2
|
Pada ember B kayu berubah menjadi hitam dan kropos
|
Catatan :
Luas kayu total pada ember 150 Cm2
Ember A : Diletakan di dekat sumur (tempat
lembab) dengan pencahayaan cukup terang
Ember B : Diletakan di halaman teras depan rumah
(panas) dengan pencahayaan .
3.2 PEMBAHASAN
Menganalisis data yang di peroleh dari penelitian
- Secara kualitatif, tempat yang lembab dan mendapat sinar matahari yang cukup menyebabkan pertumbuhan lumut semakin cepat, sedangkan pada tempat yang panas dan kering pertumbuhan lumut cenderung sedikit lambat, hal ini disebabkan karena lumut termaksuk kedalam tumbuhan epifit yang kurang cocok hidup didaerah yang tandus.
- Secara kuantitatif, Lumut adalah sekelompok vegetasi kecil yang tumbuh pada tempat lembab atau perairan dan biasanya tumbuh meluas menutupi permukaan,.setiap tempat yang bersuhu kurang 30 derajat dan lembab pasti mudah untuk di tumbuhi lumut.
Menjelaskan hasil dengan teori yang ada
- Teori menunjukkan, bahwa tumbuhnya lumut banyak di temukan di tempat-tempat lembab atau basah karena sangat menunjang pertumbuhannya. Akan tetapi lumut tidak dapat beradaptasi dengan baik di daerah kering dan panas. Tumbuhan lumut mempunyai jenis + 25.000 species yang tesebar di seluruh permukaan bumi mulai dari daerah tropic sampai kedaerah kutub utara.
Pada umumnya struktur tubuh tumbuhan lumut
mempunya ciri –ciri sebagai berikut :
1. Bentuk
tubuhnya pipih.
2. Bersel
banyak.
3. Mempunyai
dinding sel yang tersusun dari selulosa.
4. Melekat
pada substartnya.
5. Bersifat
Aututrof.
6. Bentuk
akar seperti benang-benang.
7. Daunya
terdiri atas selapis sel yang mengandung klorofals berbentuk jala.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 KESIMPULAN
Dari hasil penelitian di atas kita dapat menarik
kesimpulan sebagai berikut :
- Lumut ditemukan terutama di area sedikit cahaya / ringan dan lembab.
- Lumut umum di area berpohon-pohon dan di tepi arus. Lumut juga ditemukan di batu, jalan di kota besar.
- Beberapa bentuk mempunyai menyesuaikan diri dengan kondisi-kondisi ditemukannya.
- Beberapa jenis dengan air, seperti Fontinalis antipyretica, dan Sphagnum tinggal / menghuni rawa.
- Tumbuhan lumut memiliki peran dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen, penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai spons), dan sebagai penyerap polutan.
- Tumbuhan ini juga dikenal sebagai tumbuhan perintis, mampu hidup di lingkungan yang kurang disukai tumbuhan pada umumnya.
- Perkembangan lumut secara singkat berlangsung sebagai berikut : spora yang kecil dan haploid, berkecambah menjadi suatu protalium yang pada lumut dinamakan protonema. Protonema pada lumut ada yang menjadi besar, adapula yang tetap kecil. Pada protoneme ini terdapat kuncup-kuncup yang tumbuh dan berkembang menjadi tumbuhan lumutnya. Jadi secara garis besar hasil penelitian sesuai dengan teori-teori yang sudah ada sebelumnya yang dikemukakan oleh para ahli.
4.2 SARAN
Karena keterbatasan
informasi dan pengetahuan tentang proses pertumbuhan lumut ditambah lagi dengan
kurangnya pemahaman tentang pembuatan laporan ilmiah, mengakibatkan terdapat
sedikit kesulitan dalam pembuatan laporan ilmiah ini. Tetapi karena
keterbatasan itulah saya termotivasi untuk menjadi lebih baik. Maka dari itu
saya berharap agar dapat lebih memahami tentang pembuatan laporan ilmiah dan
juga diharapkan agar lebih sering diadakan pelatihan pembuatan laporan ilmiah,
begitupun waktu yang dibutuhkan agar lebih di perpanjang lagi sehingga dapat
dihasilkan laporan ilmiah yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
bebas.ui.ac.id/v12/sponsor/Sponsor…/0013%20Bio%201-3b.html
ugeex.blogspot.com/2009/03/makalah-lumut.html
0 komentar:
Posting Komentar