Arteri koroner adalah pembuluh darah di jantung
yang berfungsi menyuplai makanan bagi sel-sel jantung. Penyakit jantung koroner terjadi bila pembuluh arteri
koroner tersebut tersumbat atau menyempit karena endapan lemak, yang secara
bertahap menumpuk di dinding arteri. Proses penumpukan itu disebut aterosklerosis, dan bisa terjadi di pembuluh arteri lainnya,
tidak hanya pada arteri koroner.
Kurangnya pasokan darah karena penyempitan arteri
koroner mengakibatkan nyeri dada yang disebut angina, yang biasanya terjadi
saat beraktivitas fisik atau mengalami stress. Bila darah tidak mengalir sama
sekali karena arteri koroner tersumbat, penderita dapat mengalami serangan
jantung yang mematikan. Serangan jantung tersebut dapat terjadi kapan saja,
bahkan ketika Anda sedang beristirahat.
Penyakit jantung koroner juga dapat menyebabkan
daya pompa jantung melemah sehingga darah tidak beredar sempurna ke seluruh
tubuh (gagal jantung). Penderita gagal jantung akan sulit bernafas karena
paru-parunya dipenuhi cairan, merasa sangat lelah, dan bengkak-bengkak di kaki
dan persendian.
koroner berusia di atas 60 tahun. Laki-laki cenderung lebih cepat terkena dibandingkan perempuan, yang risikonya baru meningkat drastis setelah menopause.
Faktor-faktor resiko jantung koroner, antara lain :
Kadar Kolesterol Tinggi.
Penyebab
penyakit jantung koroner adalah endapan lemak pada dinding arteri koroner, yang
terdiri dari kolesterol dan zat buangan lainnya. Untuk
mengurangi risiko penyakit jantung koroner, Anda harus menjaga kadar kolesterol
dalam darah. Kolesterol adalah senyawa lemak kompleks yang secara alamiah
dihasilkan tubuh dan bermanfaat bagi pembentukan dinding sel dan hormon. Dua
pertiga kolesterol diproduksi oleh hati (liver), sepertiga lainnya diperoleh
langsung dari makanan. Kolesterol diedarkan dalam darah melalui molekul yang
disebut lipoprotein. Ada dua jenis lipoprotein, yaitu low-density lipoprotein
(LDL), and high-density
lipoprotein (HDL). LDL mengangkut kolesterol dari hati ke sel-sel
tubuh. HDL berfungsi sebaliknya, mengangkut kelebihan kolesterol ke hati untuk
diolah dan dibuang keluar. LDL yang berlebihan dapat menyebabkan penumpukan
kolesterol pada dinding arteri sehingga disebut “kolesterol jahat”. Kadar LDL
yang optimal adalah 100- 129 mg/dL. Kelebihan LDL menyebabkan HDL “kewalahan”
membuang kolesterol yang berlebih. Total kolesterol yang dianjurkan (HDL + LDL)
adalah di bawah 200 mg/dL (border line = 240).
Tekanan Darah Tinggi
Tekanan
darah tinggi menambah kerja jantung sehingga dinding jantung menebal/kaku dan
meningkatkan risiko penyakit jantung koroner. Ada dua pengukuran tekanan darah.
Tekanan sistolik adalah tekanan darah yang memancar dari jantung ke seluruh
tubuh. Tekanan diastolik adalah tekanan darah yang kembali mengisi jantung.
Secara umum orang dikatakan menderita hipertensi bila tekanan darah
sistolik/diastoliknya di atas 140/90 mmHg.
Trombosis.
Trombosis
adalah gumpalan darah pada arteri atau vena. Bila trombosis terjadi pada
pembuluh arteri koroner, maka Anda berisiko terkena penyakit jantung koroner.
Trombosis biasanya berada pada dinding pembuluh yang menebal karena
aterosklerosis. Merokok meningkatkan risiko trombosis hingga beberapa kali
lipat.
Kegemukan.
Kegemukan
(obesitas) meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan diabetes. Orang yang
kegemukan juga cenderung memiliki kadar HDL rendah/LDL tinggi.
Diabetes
Mellitus.
Diabetes
meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, terlebih bila kadar gula darah
tidak dikontrol dengan baik. Dua pertiga penderita diabetes meninggal karena
penyakit jantung dan gangguan kardiovaskuler lainnya.
Penuaan.
Risiko
penyakit jantung koroner meningkat seiring usia. Semakin tua, semakin menurun
efektivitas organ-organ tubuh, termasuk sistem kardiovaskulernya. Lebih dari 80
persen penderita jantung koroner berusia di atas 60 tahun. Laki-laki cenderung
lebih cepat terkena dibandingkan perempuan, yang risikonya baru meningkat
drastis setelah menopause.
Keturunaan.
Risiko
Anda lebih tinggi bila orang tua Anda juga terkena penyakit jantung koroner,
terlebih bila mulai mengidap di usia kurang dari 60 tahun.
Cara Mengurangi Resiko Jantung Koroner
Meskipun
tidak dapat melawan penuaan dan mempengaruhi garis keturunan, Anda dapat
melakukan hal berikut untuk mengurangi risiko penyakit jantung koroner :
- Mengurangi konsumsi daging berlemak jenuh tinggi.
- Memperbanyak makan buah, sayuran dan biji-bijian yang mengandung antioksidan tinggi (Vitamin A, C dan E). Antioksidan mencegah lemak jenuh berubah menjadi kolesterol.
- Menghindari stress. Stress dapat menimbulkan ketidakseimbangan fungsi tubuh, meningkatkan tekanan darah serta membuat Anda merokok dan makan berlebihan.
- Tidak merokok dan minum kopi berlebihan.
- Rajin berolah raga. Olah raga aerobik selama 30 menit setiap hari, 3-4 kali seminggu dapat memperkuat jantung, membakar lemak dan menjaga kesimbangan HDL dan LDL.
Sumber
:
0 komentar:
Posting Komentar